Tuesday, June 1, 2010

Berawal dari TIGA RIBU Itu.

Matahari begitu garang bersinar pagi itu, jam di mobil ungu tua ini pun masih menunjukkan: pukul 9 lebih. gonta-ganti channel radio, tak ada satupun siaran yang menarik. tiba-tiba mendadak teringat satu keinginan yang sempat terpikirkan satu tahun belakangan: mendengar cerita masa muda ayah. segera saya bertanya.......

"ayah, cerita dong dulu gimana bisa sampe jakarta? ayah dulu langsung ke jakarta dulu apa ke bandung dulu?"
"ya ke bandung dulu. kan ada yg dikenal di bandung doang dulu."
"trus tinggalnya di mana?"
"itu di rumahnya bapaknya si Tamba (salah satu saudara saya) cuma 3 bulan tinggal di sana."
"lah cuma 3 bulan? sisanya kemana??"
"yaa ikut-ikut teman."
"lah temennya kenal di mana?"
"ya kenal di sana. kenal-kenal aja sama orang. yang sama-sama orang batak."
"lah? masa kenal gitu aja bisa langsung temenan?"
"ya makanya, kan orang batak itu kalo tau kamu juga orang batak pasti dibantuin. ayah selama hampir 7 tahun di bandung ga pernah ngekos atau bayar sewa. ikut teman aja."
"lahhh???? (saya makin takjub) terus makannya gimana?"
"yaa dibayarin teman."
sampai pembicaraan ini, "teman" yang dimaksud ayah adalah orang-orang yang baru dikenalnya di bandung sana. kenal karena sama-sama orang batak. dibantu karena sama-sama orang batak.
"trus ayah dari kampung bawa uang berapa?"
"waktu itu ayah cuma bawa Rp 10.000. Rp 7.000 udah dipake buat naik kapal."
"jadi sisanya cuma Rp 3.000 pertama kali dateng dari kampung????? (saya tidak percaya)"
"iyalah. itu uang Rp 10.000 juga boleh pinjam sana sini."
"waktu itu Rp 3.000 setara sama uang berapa kalo jaman sekarang?"
"hmmmm... (sambil berpikir dan tetap menyetir) kira-kira Rp 1.000 itu sama kaya Rp 100.000 sekarang."
"emang buat makan berapa?"
"yaa masih ratusan."
"waaahhh.... itu taun berapa?"
"hmmm... ayah waktu itu lulus SMA langsung ke keluar dari medan. Desember 1973."
"terus ke jakartanya kapan?"
"ayah di bandung lama. sampe tahun 80 ayah baru ke jakarta (3 tahun kemudian bertemu mama saya dan menikah :D)"
"ngapain ayah ke jakarta? ko ga di bandung aja?"
"yaa udah ga tau mau ngapain lagi di bandung. udah mentok. yaudah ke jakarta aja. lagipula kan ayah di bandung waktu itu juga itu les Bon A sampe Bon C (atau B saya lupa). jadi begitu selesai dan dapet ijasah, ya langsung ke jakarta aja."
"uang buat lesnya dari mana?"
"yaa dikirim dari kampung."
"dikirimnya pake apa? wesel?"
"ya enggak. dititipin sama orang yang mau ke jakarta atau ke bandung."
terdiam beberapa lama sambil tetap memperhatikan jalan yang saya lewati untuk sampai ke rumah.
"hoia, kenapa ayah mau ke bandung?"
"yahhh.. abis. ngapain juga di kampung?"
"terus dibolehin sama opung?
"ya dibolehin lah. di kampung juga ga ada kerjaan. kan cuma ayah yang sukses di antara sodara-sodara ayah (ayah punya lebih dari 5 saudara kandung, saya lupa tepatnya. dan memang benar, ayahlah yang satu-satunya punya kehidupan yang paling baik)"
"di jakarta ayah kerja di mana pertama kali?"
"di PT indrapura asuransi itu."
"terus?"
"abis itu baru ke manunggal life. baru ke Tata yang akhirnya dibeli sama orang asing dan ganti nama jadi MAA asurance (semenjak pertama kali kerja, ayah saya memang memulai dan mengakhiri masa kerjanya di perusahaan asuransi)"
"hoooo..."
"ayah kan baru kuliah taun 85. terus lulus 90. (ayah saya menikah dengan mama saya pada tahun 83, dan tahun 84 kakak pertama saya lahir) jadi ayah kerja dulu buat biayain kuliah."
"ohhhh..."
perjalanan minggu pagi sepulang gereja itu hampir segera berakhir. Kavling bukit asri sudah di depan mata.
"makanya chi, ayah itu memulai smuanya benar-benar dari 0. usaha terus menerus biar bisa biayai hidup. jaman dulu mah ayah ga pernah mikirin, 'makan gimana nanti ya?' tapi lebih sering 'tidur dimana nanti?' ya kalo ga ada teman, ya ayah ga makan. makanya kamu harus benar-benar memperhatikan pengeluaran."
"iyaaaa.." jawab saya sambil keluar mobil untuk membuka gerbang rumah. ya, saya sudah sampai di rumah. rumah hasil usaha keras ayah saya yang dimulainya dari uang TIGA RIBU RUPIAH.

terima kasih ayah untuk kisahmu ini :) saya sangat bangga padamu :*

Dad's Facts:
- numpang angkot sana-sini dengan bilang "bang numpang ya sampe ..., saya ga punya uang" tanpa bayar sama sekali adalah hal yang sudah biasa terjadi di kehidupan muda ayah saya.
- sewaktu di bandung, ayah saya sempat mau ditembak orang. untungnya ditolong sama orang lain yang ternyata juga orang batak. dan mereka menjadi saudara sampai saat ini.
- selama 15 tahun di Jakarta, ayah saya hanya bekerja di 3 perusahaan. ia menghabiskan 10 tahun di tempat kerjanya yang terakhir.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.