Wednesday, June 9, 2010

The Toilet Man

It is normal for people to laugh when we talk about toilets. When I was starting the WTO, I met Thailand’s Mr. Condom, Senator Mechai Viravaidya. His advice to me was “Laugh at yourself. Don’t take yourself so seriously. When they laugh with you, the...y’ll listen to you.” I love it when I introduce myself as the Toiletman (Jack Sim)

Siang senin lalu saya sedang asik gonta-ganti channel mencari tayangan televisi yang menarik, dan sampailah saya pada tayangan di National Geographic dengan judul "The Toilet Man".
Diawali dengan narasi tentang ketabuan orang-orang untuk membicarakan "saya ingin buang air besar". Ya, masih banyak yang malu untuk mengatakan keinginan mereka untuk buang air besar sampai saat ini, padahal itu kejadian alami. Semua orang mengalaminya. Tayangan ini berisi mengenai beberapa pengetahuan mengenai toilet. Dari menonton acara ini, saya baru tau kalau ternyata ada organisasi yang bernama "World Toilet Organization". Ya, organisasi ini berurusan tentang masalah toilet di dunia (mungkin sampai saat ini masih belum tersentuh seluruh dunia). Dalam website resminya (www.worldtoilet.org), WTO dijelaskan sebagai berikut: "World Toilet Organization (WTO) is a global non- profit organization committed to improving toilet and sanitation conditions worldwide." Organisasi ini pertama kali didirikan oleh Jack Sim pada tahun 2001. Seorang warga Singapura yang tertarik tentang permasalahan toilet kala itu. Awalnya Jack hanya memiliki 15 anggota di seluruh dunia, namun kini WTO sudah memiliki 235 anggota yang tersebar di 58 negara. Tidak sampai di situ, keinginan Jack untuk mengkampanyekan "toilet yang lebih baik" pun mengantarnya pada pendirian World Toilet College (WTC) pada tahun 2005. Jack mendirikan WTC ini dengan kocek pribadinya. Ia pun mendirikan WTC di dalam satu ruang yang sudah tidak terpakai dalam satu bangunan. Namun sayangnya, setelah berbulan-bulan, tidak satu pun orang yang mendaftar untuk WTC. Kampanyenya kurang berhasil. Akhirnya ia memutar otak dengan mengadakan presentasi singkat di dalam berbagai seminar untuk mendapatkan dana. Dan akhirnya ia mendapat dana tersebut untuk mendirikan WTC yang lebih baik. Akhirnya hingga kini WTC berdiri di Singapura, dengan beragam progam pendidikannya.

Dalam tayangan tersebut, saya bisa melihat bagaimana Jack bekerja keras untuk mengkampanyekan bahwa toilet itu penting, oleh karena itu semua orang harus lebih peduli pada kebersihan toilet masing-masing.
Bicara tentang kebersihan toilet, di dalam tayangan tersebut juga diperlihatkan bagaimana situasi toilet di salah satu kota di India (saya lupa namanya). Kota tersebut memang kumuh, namun sudah ada beberapa orang yang memiliki toilet sendiri di rumahnya. Yang menarik perhatian saya adalah orang yang membersihkannya. Membersihkan apa? Membersihkan kotoran manusia di rumah-rumah tersebut. Di dalam tayangan tersebut disebutkan kasta yang lebih rendah dari Sudra, yaitu mereka yang disebut gelandangan (scavenger atau kalau dalam kaskus dijelaskan kasta ini bernama Panchamas/Dalith). Mereka adalah orang-orang yang dianggap hina. Mereka tidak boleh masuk candi, tidak boleh bekerja yang layak, dan kalau melewati rumah orang lain, mereka harus menunduk. Ya, mereka inilah yang diceritakan membersihkan semua kotoran manusia yang ada di rumah-rumah di daerah tersebut. Caranya adalah dengan mengambil kotoran yang ada di toilet depan rumah mereka dengan menggunakan serokan, kemudian membawanya dengan tampah yang ditaruh di atas kepala. Inilah rutinitas mereka.

Lalu ada lagi cerita toilet di China. Ada sebuah daerah kumuh (lagi-lagi saya lupa namanya) yang memiliki fasilitas toilet umum yang tidak layak. Diawali dengan cerita seorang bapak baru saja keluar dari sebuah toilet umum yang bersih. Ketika ditanya mengapa si bapak menggunakan toilet ini, si bapak mengatakan bahwa toilet umum dekat rumahnya sangat tidak layak. Bau. Jorok. Si bapak ini rela mengayuh sepeda berkilo-kilo meter dari rumahnya untuk mencapai toilet umum yang bersih ini. Si bapak lalu menunjukkan keadaan toilet umum yang dimaksudnya tadi. Benarlah, toliet umum tersebut terletak di antara puing-puing bangunan dan seperti lokasi pembuangan sampah. Benar-benar buruk, pintu pun tidak ada. Ini bagian yang penting, orang yang membersihkan toilet tersebut sehari-hari adalah dua orang bapak tua. Sudah sangat tua, mungkin 60an ke atas. Sehari-hari dengan menggunakan cangkul, si bapak mengangkat kotoran manusia yang dibuang di toilet umum tersebut, menaruhnya dalam ember, dan mengangkutnya ke sebuah tanah kosong yang sudah digali lubang, menuang, dan mengubur. Ketika ditanya mengapa si bapak mau melakukan ini, ia menjawab "Ya habis, kalau bukan saya, siapa lagi? harus ada yang melakukannya."


One man stink, the others clean >> Kalimat ini pernah disampaikan oleh salah satu orang yang dikenal sebagai pahlawan komunis atau communist hero pada jaman dahulu di China. Tugasnya sama seperti si bapak tua di China dan si gelandangan di India, mengangkut kotoran manusia untuk dibuang ke tempat lain.


Tayangan yang berdurasi kurang lebih satu jam ini banyak memberikan saya pengetahuan mengenai toilet. Yang paling penting saya kembali diingatkan, toilet itu penting. Maka marilah kita menjaga kebersihan toilet di mana pun kita berada. HIDUP TOILET BERSIH!


"Just as sex was a taboo, not to be discussed in polite company until a revolution brought it into the open in all but the most conservative societies, so, too, has the time come for a cultural awakening to the realities of the toilet." (Jack Sim)

Toilet Facts:
- Penemu toilet pertama kali adalah John Harrington (biasa dikenal dengan Sir John) anak baptis Ratu Elizabeth I namun dipopulerkan oleh Thomas Crapper yang dikenal sebagai penemu flush pada toilet. - Hari Toilet Sedunia jatuh pada 19 November - Di dalam Forbidden City China, ada 10.000 ruang kamar, namun tidak ada satupun toilet di dalamnya

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.